Piringlidi yang sudah terlalu lama digunakan tidak sebagus seperti awal. Bukan berarti cepet rusak, melainkan hanya bertahan sekitar 5 sampai 6 bulan saja (tergantung pemakaian). Yang kedua, kelebihan piring lidi: Tidak ada kekhawatiran piring akan pecah seperti piring yang terbuat dari bahan non organik yang membahayakan keselamatan penggunanya.
Segeragaleri ini akan dijadikan sentra kerajinan," ungkap Melati Erzaldi saat berkunjung ke Industri Kecil Menengah (IKM) pengrajin lidi nipah, Senin (19/04/2021) di Kace Kabupaten Bangka. Beranjak dari memanfaatkan lidi kelapa saat pandemi, Deshandra Craft sejak September 2020 memulai eksperimen dengan lidi nipah.
Kelapa(Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Areacaceae. Arti kata kelapa (atau coconut, dalam bahasa Inggris) dapat merujuk pada keseluruhan pohon kelapa, biji, atau buah, yang secara botani adalah pohon berbuah, bukan pohon kacang-kacangan.Istilah ini berasal dari kata Portugis dan Spanyol abad ke-16, coco yang berarti "kepala" atau "tengkorak
kelapasawit yang diminati oleh pasar berupa tas wanita, kotak tisu, kotak alat tulis, dan tas laptop yang mana sebelumnya kelompok hanya mampu memproduksi aneka produk kerajinan tangan dari lidi kelapa sawit secara manual antara lain piring, sapu hias, vas bunga, dan lain-lain. Selain itu, kelompok karya muda telah berhasil
Bentukkerajinannya bermacam-macam. Mulai dari piring, pot bunga, topi, keranjang buah, dan bermacam aneka kerajinan lain. "Sekarang, lidi-lidi tersebut telah menjadi sumber yang bernilai rupiah bagi tangan-tangan kreatif," kata Alex Zetro Siagian, penggagas kerajinan lidi di desa itu, Minggu (10/2/2019).
4kIL. Berada di pesisir barat Pulau Sumatera, Kabupaten Seluma menempati urutan ketiga dengan luas perkebunan kelapa sawit terbesar di Provinsi Bengkulu. Data Badan Pusat Statistik BPS tiga tahun terakhir menunjukkan area tanam sawit pun terus bertambah. Tahun 2018, luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Seluma 31,44 ribu hektare. Kemudian tahun 2019 menjadi 31,49 ribu hektare dan tahun 2020 menjadi 31,60 ribu hektare. Potensi perkebunan ini dilirik sebagai peluang ekonomi bagi ibu-ibu di Desa Tanjungan, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma. Daripada dibuang begitu saja, mereka memanfaatkan lidi dari pelepah kelapa sawit yang sudah tua. Lidi tersebut dibuat jadi peralatan rumah tangga seperti piring, nampan, keranjang buah, dan tempat sendok. Peralatan ini tidak hanya dipakai untuk keperluan pribadi, tapi juga dijual ke sejumlah wilayah di luar Provinsi Bengkulu, termasuk disewakan saat pesta. Seperti yang dilakukan Nurmalaini, 31, pembuat anyaman dari lidi kelapa sawit. Nurma saat itu tengah membersihkan kebun sawit miliknya. Tangannya sigap meraih satu pelepah sawit yang sudah tua. Satu per satu helai daun disisir hingga jatuh ke tanah. Daun tersebut ia bersihkan, menyisakan tulang daun atau biasa disebut lidi. "Biasanya daun dan pelepah ini dibiarkan saja di tanah jika sudah jatuh. Jadi pupuk organik untuk tanaman kelapa sawit. Tapi setelah ibu-ibu di sini mahir membuat lekak piring, tidak semua daun dibiarkan membusuk di tanah," ujar Nurma kepada DW Indonesia. "Ini pas umurnya, masih lentur jadi tahan lama. Pernah juga mencoba membuat dari lidi kelapa biasa, tapi patah. Lidi kelapa sawit ini yang paling bagus," ujar NurmaFoto Nurma memilih pelepah sawit yang warnanya belum terlalu coklat. Pelepah yang terlalu tua lidinya keras dan mudah patah. Untuk membuat satu buah piring diperlukan 112 batang lidi dari 1-2 pelepah kelapa sawit. Lidi tersebut dibagi menjadi 7 bagian sesuai jumlah ruang dalam piring. Setiap bagian terdiri dari 12 batang lidi kelapa sawit. Mengais rezeki demi tambah penghasilan keluarga Ibu rumah tangga dengan dua putri ini, sehari-hari membantu suaminya membersihkan kebun kelapa sawit. Sejak 5 tahun terakhir, ia mahir membuat beragam kerajinan dari lidi kelapa sawit. Pendapatannya mulai bertambah. Ia mulai mendapat pesanan. Setiap minggu, Nurma bisa membuat 1 lusin piring. Ada piring anyaman tersimpan di rumahnya. Piring tersebut khusus untuk disewakan, sudah dipelitur dan disusun rapi. Sesekali keluarkan untuk dibersihkan dari debu yang menempel. "Kalau sudah dipelitur satu buah piring harganya jadi Berbeda untuk tempat buah dan nampan, lebih mahal karena bahan baku lidinya lebih banyak. Bisa sampai 5 pelepah. Jadi harga jualnya mulai dari hingga per buah. Namun, kalau sewa cukup membayar Rp500 per piring," jelasnya. Mandiri anyam lidi dengan keterbatasan Kemampuan menganyam lidi kelapa sawit, Nurma dapatkan dari Zahana, 48, seorang ibu yang tinggal di desa yang sama. Zahana juga belajar mandiri. Bermula saat ia melihat lekak di rumah adiknya. "Penasaran, dan tertarik, akhirnya saya buat sendiri. Ternyata mudah. Setelah itu, baru ibu-ibu di sini berminat untuk belajar. Bahan bakunya banyak di sini, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Apalagi gratis," terang menganyam lidi daun sawit yang baru ia bersihkan. Ia mengaku pemasaran produk mereka masih sangat terbatas. "Kami belum begitu mahir menjual. Mungkin kami bisa dibantu agar pemasarannya stabil," harapnyaFoto Tidak hanya berbagi ilmu dengan para perempuan di Desa Tanjungan, Zahana dan Nurma kerap diundang Dinas Koperasi setempat untuk mengajar ke desa tetangga. Alhasil, saat ini tidak hanya ibu-ibu di Desa Tanjungan saja yang mahir, desa lain sudah bisa mengikuti. "Sekarang alhamdulillah sudah semakin banyak yang bisa. Di desa ini saja ada 9-11 ibu yang serius. Walaupun usaha sampingan tapi cukup menghasilkan," lanjutnya. Dikenal sebagai desa pembuat kerajinan anyaman lidi kelapa sawit, Zahana mengaku pembeli sendiri datang untuk memesan. Umumnya pembelinya berasal dari Lubuklinggau dan Jawa Barat. Di antara para pembeli itu ada pemilik usaha pecel lele, ada juga yang membeli untuk dijual kembali. Piring pecel lele alternatif pengganti plastik Peneliti dari Ecological Observation and Wetlands Conservation Ecoton, Alex Rahmatullah, mengapresiasi pemanfaatan lidi kelapa sawit untuk membuat piring dan alat rumah tangga lainnya karena bisa menjadi alternatif pengganti alat makan berbahan plastik. "Sejauh ini yang dimanfaatkan hanya lidi sawitnya saja, ya tidak masalah. Ini bagus karena organik dan sifatnya reuse dari limbah. Ketika dibuang ke alam, proses penguraiannya lebih cepat, bisa 2-6 minggu," kata Alex. Lidi dari kelapa sawit secara teoritis relatif lebih aman karena tidak mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang umumnya ada di tandan kosong kelapa sawit yang saat ini sudah bisa digunakan untuk membuat bioplastik, ujar Alex. Mengutip data BPS tahun 2021, Alex mengatakan Indonesia saat ini merupakan negara ke dua penyumbang sampah terbesar di dunia, setelah Cina. Setiap tahun Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik, dari jumlah tersebut 3,2 juta ton berakhir di lautan. "Ini bisa menjadi salah satu solusi meminimalisir plastik. Tidak hanya dibuat piring, juga bisa untuk kemasan produk lain. Namun kita tidak menyarankan untuk penggunaan massal yang bisa berdampak dengan perluasan lahan sawit, karena dampaknya bisa ke lingkungan," ujarnya. ae
Kerajianan produk Indonesia memang selalu memberikan nuansa keunikan dan kecantikan yang beragam. Berbagai macam bahan yang digunakan juga mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk kerajinan. Dari mulai bahan daur ulang, bahan mentah yang terbuat dari alam, ataupun bahan mentah yang relatif murah hingga bahan yang mahal pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kerajianan. Salah satu bahan yang asli dari alam dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan adalah lidi pohon kelapa ternyata dapat dibuat menjadi kerajinan tas yang cantik dan unik. Usaha ini dikembangkan oleh banyak pengrajin tas yang ada di kota Jogjakarta. Bahan baku lidi sengaja dipilih oleh para pengrajin karena memiliki harga yang relatif murah, serta bahan tersebut mudah ditemukan di daerah Jogja. Lidi yang digunakan dapat diperoleh di pasar – pasar tradisional, atau dapat diperoleh langsung dari petani kelapa yang ada di kota gudeg menghasilkan sebuah tas cantik dari lidi, memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi. Karena proses pembuatannya pun membutuhkan proses yang cukup rumit. Sebelum lidi digunakan untuk membuat tas, biasanya lidi tersebut dijemur dulu hingga bener – bener kering. Setelah kering, kemudian baru dirajut satu per satu sesuai dengan pesanan yang diminta konsumen. Selain itu lidi tersebut juga dapat dirajut dengan warna yang bervariasi sehingga membuat penampilan tas lidi ini semakin menawan hati para ketelitian dan ketekunan yang dimiliki para pengrajin, serta strategi pemasaran langsung maupun via online yang digunakan para pengrajin. Maka tak heran jika tas lidi yang berawal dari usaha rumahan ini telah menjadi usaha yang berkembang hingga produknya mampu melanglang buana. Keunikan dan keaslian bahan yang alami mampu memikat konsumen dalam negeri maupun luar negeri, pesanan yang datang dari beberapa negara di Eropa hingga Timur tengah menjadi peluang yang begitu lebar untuk meraup keuntungan besar dari usaha dari usaha tas lidi dapat dijadikan sebagai motivasi dan inspirasi bagi para pencari usaha. Karena usaha kerajinan tas lidi ini, juga dapat dijadikan sebagai salah satu contoh peluang sukses bisnis rumahan. Dengan mengawali usahanya dari rumah, sekarang usaha tas lidi mampu menghasilkan produk yang berkualitas hingga gambar Tim Bisnis UKM
Berbagai macam bahan yang digunakan juga mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk kerajinan. Dari mulai bahan daur ulang, bahan mentah yang terbuat dari alam, ataupun bahan mentah yang relatif murah hingga bahan yang mahal pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kerajianan. Salah satu bahan yang asli dari alam dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan dari lidi pohon kelapa. Untuk menghasilkan sebuah piring dari lidi, memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi. Karena proses pembuatannya pun membutuhkan proses yang cukup rumit. Proses Pembuatan Kerajinan Dari Lidi Kelapa Bahan Lidi yang masih basah Berikut langkah – langkah untuk membuat kerajinan dari lidi kelapa yang berupa piring lidi Bersihkan Lidi dari daun pohon kelapa yg masih tersisa. Dianyam mulai dari bagian tengah dengan membentuk pola tertentu yang berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Lidi diselipkan pada ujung lingkaran supaya terbentuk seperti piring. Jika piring berdiameter besar biasanya terjadi penyambungan lidi dengan cara ditindih berdasarkan pola anyaman yang dibuat. Finishing, dengan diplitur, cat, ataupun proses melamik. Kerajinan yang memanfaatkan bagian pohon kelapa untuk diolah menjadi barang – barang yang bernilai ekonomis, misalnya kerajinan tangan dan mebel. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi serta dengan pengolahan sabut kelapa yang inovatif, sabut kelapa dapat menjadi produk kerajinan yang benilai jual tinggi. Seperti contohnya pemanfaatan sabut kelapa sebagai pengisi jok mobil sabut kelapa, kasur sabut kelapa, sofa sabut kelapa, pot sabut kelapa, dan aneka kerajinan sabutret yang lainnya. Namun, dengan peralatan yang masih sederhana tentu tidak mampu memproduksi dalam jumlah besar, sehingga bisnis yang dijalankan tersebut tidak dapat berkembang. Dengan ketersediaan mesin – mesin industri skala rumahan atau pabrik seperti mesin pengurai sabut kelapa ini, maka peluang usaha ini cukup menjanjikan dan prospektif. Untuk ulasan produk olahan sabut kelapa baca juga peluang usaha produk sabut kelapa yang menguntungkan. Begitu banyak peluang bisnis yang bisa kita ciptakan dari pohon kelapa, contohnya sabut kelapa. Mungkin masih banyak yang belum kita gali tentang peluang bisnis sabut kelapa. Semoga artikel ini bisa membantu dalam memulai bisnis sabut kelapa Anda. Terimakasih.
Kumpulan warga Desa Mekar Jaya SP5, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau memiliki galeri bernama Maju Jaya Lidi, yang berhasil memanfaatkan pelepah sawit menjadi kerajinan bernilai ekonomis sejak tahun 2018 lalu. Tumpukan lidi yang berasal dari pelepah sawit ini dimanfaatkan menjadi beragam kerajinan, seperti piring, nampan, tempat buah, tempat minuman gelas, dan kerajinan lainnya yang dapat membantu perekonomian warga desa. Kelapa sawit adalah salah satu tanaman yang memiliki manfaat yang berkelanjutan karena tidak menyisakan limbah. Selain buahnya dapat diolah menjadi minyak kelapa sawit, hampir semua bagian dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang bernilai ekonomi, salah satunya yakni pelepah sawit. Seluruh anggota Galeri Maju Jaya Lidi ini merupakan petani sawit yang sebagian besar merupakan mitra Asian Agri. Siti Aisyah, anggota termuda sekaligus Ketua Galeri Maju Jaya Lidi mengungkapkan, “Awalnya warga desa di sini mendapat pelatihan di Kantor Desa Mekar Jaya. Saat itu kami memilih usaha kerajinan sawit karena bahan bakunya mudah didapatkan yaitu dari kebun sendiri, jadi ketika panen sekalian mengambil pelepah dan diolah kembali menjadi kerajinan anyaman sawit.” Proses mengolah kerajinan sawit dimulai setelah para perajin mendapat bahan baku dari kebun sawit, berupa pelepah yang kemudian dibersihkan dan lalu diserut terlebih dulu menggunakan mesin penyerut lidi. Setelah itu, lidi sawit dapat dianyam menjadi berbagai macam kerajinan, baru kemudian divernis untuk mengubah warnanya dan membuat anyaman menjadi lebih awet dan mengkilat, yang kemudian dapat dipasarkan. Untuk menghasilkan sebuah piring cantik yang berawal dari lidi yang telah diserut, Aisyah dan kawan-kawannya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Selain sebagai pengisi waktu luang, kerajinan sawit ini juga kini menjadi pendapatan alternatif warga Desa Mekar Jaya. Klumpuk, salah satu anggota Maju Jaya Lidi yang juga merupakan petani mitra Asian Agri ini mengungkapkan, “Sekarang saya berada di masa peremajaan sawit, sehingga membutuhkan usaha lain, oleh karena itu saya bergabung di usaha kerajinan lidi ini sebagai pendapatan alternatif.” Untuk penghasilan pribadi, Aisyah mengutarakan bahwa kerajinan sawit dapat menghasilkan omzet sekitar Rp setiap bulannya. Berbicara mengenai pemasaran produk-produk kerajinan sawitnya, Aisyah mengatakan bahwa kegiatan pemasaran saat ini masih dijalankan masing-masing anggota. “Saat ini pemasaran masih kami jalankan sendiri, ada yang menjual tempat buah ke toko buah yang dapat digunakan untuk parcel, ada yang melalui toserba, ada juga yang melalui online, karena itu kami berharap ada yang memasarkan kerajinan warga di sini,” jelas Aisyah. Tak hanya untuk dijual, piring-piring anyaman ini juga dapat disewa. “Piring-piring anyaman kami juga dapat disewa jika ada yang mengadakan pesta perkawinan atau acara formal lainnya, tentu harganya berbeda dengan membeli,” tambah Aisyah. Jika melihat perkebunan kelapa sawit yang luas khususnya di Pelalawan, Riau, usaha pemanfaatan pelepah sawit ini masih sangat menjanjikan. Ke depannya, Aisyah mengungkapkan bahwa bisnis kerajinan sawit ini sangat berkelanjutan. “Selain bahan bakunya mudah didapat, terlebih bagi kami yang tinggal dikelilingi kebun sawit ini, berkat kreativitas keluarga petani sawit mengubah pelepah menjadi produk kerajinan ini pun, ekonomi warga desa juga meningkat, sekaligus mengubah waktu luang menjadi uang.”
- Provinsi Riau merupakan Provinsi yang memiliki luas area perkebunan kepala sawit terluas untuk Indonesia, dan ini tidak ada yang membantahnya. Nah, dari kelapa sawit ada yang namanya lidi yang berasal dari batang daunnya. Limbah ini ternyata punya nilai sendiri setelah buah kepala sawitnya. Dan bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang bernilai ekonomis. Dapat ditegaskan juga, kelapa sawit juga merupakan salah satu tanaman yang menyokong perekonomian di Riau. Setiap hendak memanen buah kelapa sawit, biasanya terlebih dahulu memotong pelepahnya atau daunnya. Agar tidak menjadi limbah, pelepah sawit biasanya diambil lidinya untuk dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna, mulai dari kerajinan tangan dengan bahan dasarnya ialah lidi kelapa sawit. Hal ini tak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Tidak hanya itu, limbah lidi sawit ini juga bisa dibuat menjadi aneka bentuk suvenir, seperti piring tempat buah, parcel, mangkok nasi, bahkan lampu-lampu hias yang sangat unik dan lainnya. Sebagai informasi pentingnya, banyak dari masyarakat petani kelapa sawit yang menyepelekan lidi kelapa sawit. Padahal jika kita kaji, ada banyak manfaat dari bahan baku lidi kepala sawit, yang nantinya dapat menambah income pendapatan bagi masyarakat juga, dan tentu ini dapat mendorong perekonomian. Artinya, limbah lidi kelapa sawit ini tak hanya dimanfaatkan menjadi sapu atau tusuk sate saja, tetapi lidi kelapa sawit bisa disulap menjadi berbagai produk kerajinan tangan yang menarik dan unik yang mampu menarik perhatian konsumen. Divisi Komunikasi Apkasindo Riau, Goldameir Mektania B Com menyampaikan, saat ini ada potensi besar terkait pemanfaatan lidi sawit ini. "Di Apkasindo masih digerakkan dengan mensosialisasikan hal ini, karena nggak semuanya berpikiran seperti itu," katanya, Sabtu 3/9. Tentunya hal ini perlu dibarengi dengan pemasaran yang optimal, dan perlu dukungan dari Pemerintah Daerah, karena pada umumnya pengerajin limbah lidi kelapa sawit ini banyak yang berdomisili di kawasan perkebunan dan pedaleman atau pedesaan. "Di Riau sudah banyak yang memanfaatkan lidi sawit ini, ada yang dijual per ikat, juga ada yang dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan," ucapnya Golda mengatakan, dalam sebuah kebun sawit bisa mendapatkan banyak lidi, terlebih setiap kali memanen kelapa sawit, akan banyak pelepah kelapa sawit yang dipotong dan tidak terpakai lagi. Padahal pelepah sawit memiliki daun-daun yang dapat diambil lidinya. Namun, Golda menilai harga jual lidi sawit dari para petani ini cukup murah, hanya Rp3-5 ribu per ikat. Kemudian dibawa ke pengepul yang biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih mahal. Pihaknya saat ini berupaya menemukan jalan bagi para petani sawit untuk dapat menjual lidi sawit dengan harga yang bagus dan senilai dengan usaha pembuatannya, terlebih pelepah sawit memiliki tekstur lebih tajam daripada pelepah pohon kelapa. "Kami mencoba mengkoneksikan ke pasar ekspor, agar lebih tertampung, dan harganya lumayan. Kami melihat potensi untuk ekspor ini. Saat ini masih tahap eksplorasi, sudah ada beberapa yang ngomong ke kami, dan akan dibina. Kalau nggak tahu jualnya ke mana, melalui koperasi, kami saat ini sedang mencari investor dan pasar yang baik," ujarnya. Golda berharap, pihaknya dapat merangkul dan membantu petani sawit dalam melihat potensi-potensi yang bisa diambil dari kelapa sawit ini. Sehingga, petani tak hanya melihat buah kelapa sawit saja, tetapi juga memanfaatkan hal-hal lain untuk menunjang perekonomian. Ia memaparkan, selain buah dan lidi sawit, juga masih ada janjangan kosong jangkos yang bisa dijadikan pupuk. "Jangan hanya bertumpu pada buah saja. Harapannya, kami bisa memberikan harga yang tinggi baik untuk lidi sawit dan lain-lain," pungkasnya.gus Laporan Annafi Mujawaroh, Pekanbaru
kerajinan dari lidi kelapa